CT SCANNER
1. DEFINISI
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak.
CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai
aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan
saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan
yang kuat antara suatu kelainan, yaitu:
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya
vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.
Gambar 1. CT scan
2. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang
sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas
radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.
Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh
citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari
teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang
tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya
pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan
dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena
itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan
dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk
memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas
suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT
Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen.
Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari
45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini
termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum
dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum
cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung
pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk
meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan
proses scanning khususnya untuk daerah perut.
3. PRINSIP KERJA
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi
yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh
dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan
berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah
berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator
menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya
di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima
diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang
kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image
Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV.
Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau
Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami
pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang
dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses
interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas
terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan.
Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan
sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi
terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan
sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk
menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
• Pemrosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray
didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi
oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 4. Collimator dan Detektor
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian
dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam
bentuk sinyal melaui proses berikut :
Gambar 5. Proses pembentukan citra
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka
sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal
digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang
sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer
ataupun dicetak ke film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses
scanning menggunakan CT Scanner :
Gambar 6.Hasil whole body scanning
4. APLIKASI CT SCAN
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan
suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT
Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti :
• Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary
emboli)
• Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
• Batu ginjal
• Inflamed appendix
• Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
• Tulang yang retak
5. PERKEMBANGAN TERKINI CT SCAN
CT Scan Terbaru Pangkas Radiasi 90%
Go4HealthyLife.com, Jakarta - Meski amat berguna untuk
meneliti lebih dalam terhadap sebuah penyakit, namun teknologi pemindaian
dengan memanfaatkan sinar X, seperti CT scan ini memancarkan radiasi tinggi
yang berpotensi merusak jaringan di dalam tubuh. Untuk itu, para ahli
berlomba-lomba menghasilkan CT scan yang rendah radiasi.
Hasilnya adalah sebuah CT scan jantung terbaru yang diklaim
memiliki radiasi yang jauh lebih rendah dibandingkan CT scan standar. Coba
bayangkan, radiasi dari CT scan teranyar ini sekitar 91% lebih rendah ketimbang
CT scan yang digunakan saat ini.
"CT angiography koroner telah membangkitkan antusiasme
tinggi belakangan ini terkait dengan akurasinya yang sanat tinggi dalam
mendiagnosis pasien yang diduga atau sudah terserang penyakit jantung koroner.
Namun, antusiasme itu terganggu oleh kekhawatiran mengenai tingginya radiasi
yang akan diterima si pasien," ujar Dr. Andrew J. Einstein, direktur
cardiac CT research di Columbia University Medical Center.
Einstein bersama timnya membandingkan pemancaran radiasi
dari CT scan standar yang memiliki 64 detektor -- yang mampu memindai jantung
sepanjang 4 sentimeter dalam sekali pemindaian -- dengan CT scan teranyar yang
memiliki 320 detektor, yang dapat memindai jantung 16 cm. Itu artinya,
keseluruhan panjang jantung dapat dipindai dalam sekali rotasi dan dalam satu
kali denyutan.
Dengan teknologi terbaru ini, dijamin gambar yang dihasilkan
lebih jelas dan tak putus-putus. Terlebih lagi, radiasi yang diterima pasien
amat kecil karena durasi pemindaian hanya sekitar 0,35 detik, kata Einstein
dalam pernyataannya di Radiological Society of North America.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Radiologi terbitan Maret
itu juga ditemukan bahwa dosis radiasi efektif adalah sebesar 35,4 millisievert
(mSv) untuk CT scan yang memiliki detektor 64 baris dan 4,4 mSv untuk CT scan
320 baris detektor.
Ketika kemampuan teknologi CT meningkat dari 16 menjadi 64
detektor, dosis radiasinya naik secara signifikan. Saat ini perkembangan
teknologi berjalan ke arah yang berlawanan, yaitu mulai mengurangi pancaran
radiasi.
6. DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar